Aku menaruh Jihyun di tempat tidurnya. Kulihat Kyuhyun menaruh boneka beruang yang kami beli tadi disebelah Jihyun.
Lelah juga rasanya kami pergi seharian ini, setelah itu, aku dan Kyuhyun harus mengantar nyonya Cho ke Busan untuk menghadiri acara reuni SMA nya. Dan nyonya Cho akan menginap di Busan selama 2 hari, yang artinya hanya akan ada aku dan Kyuhyun, dan tentu saja Jihyun dirumah ini. Karena bibi Kim sedang pulang kerumahnya di Mokpo.
“kau tidurlah Hyo~ah, kau pasti capek seharian ini menggendong Jihyun,” katanya sambil menyelimuti Jihyun
“kau juga pasti lelah sekali Kyuhyun~ah, ditambah lagi besok kau harus bekerja,” aku tidak tega melihat wajahnya yang lelah itu. Ingin rasanya aku menyentuh wajahnya yang tampan. Ah tidak! Apa yang barusan aku pikirkan?
“apapun aku lakukan jika itu membuat Jihyun senang,” ucapnya lalu bangkit dari tempat tidur Jihyun.
“gomawoo Hyo~ah kau telah menjaga Jihyun, Jihyun banyak tertawa akhir-akhir ini, mungkin dia menginginkan sosok seorang ibu,” Kyuhyun memelukku. Entah kenapa, dengan sendirinya aku membalas pelukan Kyuhyun.
“aku tulus menyayangi Jihyun seperti anakku sendiri, Kyuhyun~ah,” aku mengusap punggungnya pelan
“gomawoo, jeongmal gomawoo,” Kyuhyun memelukku semakin erat. Kubiarkan Kyuhyun memelukku. Mungkin ia sedang ada masalah di kantor dan butuh tempat untuk bersandar.
“kau tidurlah, ayo kuantar,” jujur sangat disayangkan, Kyuhyun melepaskan pelukannya.
“jaljayo,” ucapnya lalu memelukku singkat dan mencium keningku saat di depan kamarku.
Tunggu! Dia menciumku? Di kening? Aaaaaaa aku senang sekali!
Kata orang, ciuman dikening dari seorang pria berarti pria tersebut percaya padamu, apapun yang kau lakukan. Aaaaaaaaaaa >.<
***
“maaf tuan Lee saya rasa perjodohan ini tidak bisa dilaksanakan dalam jangka waktu dekat, karena Sunghyo harus pergi ke Paris untuk urusan pekerjaannya,” jelas tuan Choi pada tuan Lee saat mereka bertemu makan malam untuk membahas perjodohan yang mereka buat
“tenang saja Dongwook~ah aku bisa menunggu,” respon tuan Lee terhapan penjelasan temannya itu. “lalu kapan putrimu kembali dari Paris?” tanya tuan Lee sembari menyesap kopi hitamnya.
“entahlah, dia belum mengabari kami kapan dia akan pulang. Katanya masih sibuk,” tuan Choi memakan sirloin steak yang ia pesan.
Tanpa diketahui tuan Lee, tuan Choi telah berbohong
***
“ah apa yang aku lakukan tadi?! Kenapa aku harus menciumnya?! Kau bodoh Cho Kyuhyun!” gumam Kyuhyun pelan setelah ia menghempaskan tubuhnya di tempat tidur.
Entah apa yang dirasakan seorang Cho Kyuhyun. Dia merasa sekarang ia sangat nyaman berada di dekat seorang Choi Sunghyo yang notaben nya adalah baby sitter anaknya.
Kyuhyun yakin, tidak hanya dia yang merasa nyaman berada di dekat Choi Sunghyo, anaknya pun merasakan hal yang sama. Bahkan ibunya sekalipun. “apa Hyo bisa jadi pengganti Chaejin?” tanya Kyuhyun pada dirinya sendiri.
Kyuhyun tidak bisa tidur malam ini. Dia memikirkan tentang suatu kenyataan pada dirinya. Kenyataan bahwa dia mulai menyayangi Choi Sunghyo, si baby sitter. Dia sudah berusaha untuk tidur, tetapi saat ia mulai memejamkan matanya, bayangan Sunghyo yang sedang tersenyum tulu pada Jihyun selalu mengganggunya.
“huwaaaaa huwaaaaa,” tiba-tiba terdengar suara tangisan Jihyun. Langsung saja Kyuhyun keluar dari kamarnya menuju kamar Jihyun.
Ternyata disana sudah ada Sunghyo yang menenangkan anak semata wayangnya.
Jihyun tertidur damai digendongan Sunghyo. Kyuhyun menghela nafas lega.
Tetapi sedetik kemudian Jihyun menangis lagi. Sekarang Sunghyo terlihat panik.
“Jihyun panas,” ucapnya pada Kyuhyun
***
“Jihyun panas,” ucapku pada Kyuhyun
“apa sebaiknya kita bawa ke dokter,” raut muka Kyuhyun tidak jauh berbeda denganku, panik.
“tapi, apa ada dokter yang masih buka semalam ini? Sekarang sudah pukul satu pagi Kyu,” ucapku sembari menimang-nimang Jihyun yang berada digendonganku. Kyuhyun hanya diam. Aku tahu dia pasti bingung harus melakukan apa.
“sebaiknya aku kompres saja dulu untuk menurunkan panasnya,” aku meletakkan Jihyun di tempat tidur dan segera berlari ke dapur untuk mengambil kompres.
Aku panik. Sangat panik. Entah kenapa naluri keibuanku muncul saat-saat seperti ini, tapi itu justru bagus.
Saat aku kembali, kulihat Kyuhyun berusaha menenangkan Jihyun dengan menggendongnya.
“apa tidak apa-apa jika kita hanya mengompresnya?” tanya Kyuhyun yang duduk di tepi kasur
“aku rasa aka baik-baik saja, karena dari buku yang kubaca, ini masih demam wajar. Akan menjadi berbahaya jika Jihyun sudah mulai rewel, kemungkinan besar ia akan terkena demam berdarah,” jelasku sambil terus mengompresnya.
Kyuhyun hanya mengangguk mengerti.
“gomawoo Hyo~ah,” ucapnya tiba-tiba
“gwencana Kyu,” balasku sambil tersenyum tulus.
“lebih baik kau tidur¸besok kan kau harus bekerja,” aku menaruh baskom kecil berisi air kompresan itu dikamar mandi di dalam kamar Jihyun.
“entah kenapa aku tidak bisa tidur, mau temani aku ngorol?” tawarnya.
Sebenarnya aku ingin menerima tawaran itu. Tapi saat melihat wajah lelahnya, aku jadi tidak tega.
“eng…”
“ayolah Hyo, aku benar-benar tidak bisa tidur malam ini,” dia menepuk sofa yang ia duduki. Menyuruhku duduk disebelahnya. Aku pun berjalan kearah sofa tersebut dan duduk disebelah Kyuhyun.
“kenapa kau tidak bisa tidur Kyu?” tanyaku
“entahlah, ada sesuatu yang mengganggu pikiranku,” ia mendesah pelan
“apa masalah pekerjaan?” tanyaku hati-hati, takut-takut salah bicara
“annio, tapi masalah hati,” ucapnya sambil tersenyum. Pandangannya menerawang keluar jendela.
“hati?” tanyaku tidak mengerti arah pembicaraannya.
“ah sudahlah lupakan,” Kyuhyun menatapku sekilas lalu ia kembali merawang keluar jendela.
Tiba-tiba Kyuhyun berjalan kearah DVD player dimana biasanya aku menyetel musik klasik untuk Jihyun.
Kyuhyun menyetel musik klasik milik Jihyun.
Kyuhyun menyenderkan kepalanya dibahuku. Aku tidak bisa menolak, entah kenapa.
“Kyu,,,” ucapku
“biarkan seperti ini Hyo~ah, sebentar saja,” pintanya
***
Nonya Cho yang baru turun dari taksi langsung memasuki rumahnya. Ia menaruh tas yang ia bawa di meja ruang keluarga.
Ia langsung menaiki lantai dua, dimana kamar Jihyun berada, yang juga disana ada Kyuhyun dan Sunghyo. Tentu saja nyonya Cho tidak tahu kalau Kyu dan Hyo berada dikamar Jihyun.
“omo!” pekik nyonya Cho ketika memasuki kamar Jihyun. Tentu saja ia terkejut melihat pemandangan didepannya. Kyuhyun dan Sunghyo sedang tidur disofa, bersama dalam keadaan bepelukan.
Nyonya Cho menggendong Jihyun yang tersenyum melihat ‘oemma’ dan appanya yang sedang berpelukan .
Lalu nyonya Cho berjalan kearaj sofa dan mulai menggoyangkan tubuh Kyuhyun
“Kyu ireonawa,” ucapnya
“ngghh,” Kyuhyun malah makin mengeratkan pelukannya pada Sunghyo
“Kyu,”
“sebentar lagi eomma,”
***
Eomma?!
Sunghyo yang mendengar kata ‘oemma’ segera membuka matanya. Dilihatnya Kyuhyun yang tengah memeluknya erat, masih memejamkan matanya. Lalu ia menoleh ke sumber suara, dan pandagannya sampai pada nyonya Cho yang sedang tersenyum melihatnya. Lalu ia menggoncangkan tubuh Kyuhyun pelan, dan sukses. Kyuhyun terbangun.
Kyuhyun tersenyum saat melihat oemmanya. Lalu ia menoleh kesebelah kirinya, dimana ada Sunghyo, didalam pelukannya. Matanya terbelalak. Kaget.
“kalian ini, seharusnya kalian menikah saja,” ucap nyonya Cho menggoda
“lihat Jihyun saja senang kalian bersama, ya kan Jihyun?” Jihyun hanya tersenyum.
***
Apa maksud nyonya Cho barusan? Apa ia menginginkan aku agar menikah dengan Kyuhyun? Ah entahlah!
Kyuhyun tersenyum memandangiku. Aku menunduk malu. Pasti mukaku sudah memerah
“sudah Jihyun, ayo kita keluar, jangan ganggu oemma dan appamu,” ucap nyonya Cho lalu melangkah keluar kamar dan meninggalkan aku dan Kyuhyun berdua saja.
Hening.
“ng..” gumam Kyuhyun pelan
“ya?” tanyaku
“annio, kurasa kita harus mempertimbangkan perkataan oemma tadi,” ucapnya sambil menggerling nakal kearahku
“hah?” jujur aku masih kurang mengerti maksudnya
“ah kau ini Hyo~ah. Sudahlah aku mandi dulu ya jagiya,” ucapnya lalu mengecup pipiku. Hah? Apa maksudnya?
tbc…..